Rabu, 31 Agustus 2016

Analisis SWOT Lembaga PAUD


Kenali kekurangan diri agar tidak sombong dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri (anonim)

     Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan  pada peletakan dasar ke arah  pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,kecerdasan spiritual), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan anak usia dini juga merupakan strategi pembangunan sumber daya manusia yang harus dipandang sebagai titik sentral yang fundamental dan strategis .karena para ahli psikologi perkembangan sepakat bahwa usia dini merupakan “the golden age” atau usia emas dalam tahap perkembangan hidup manusia. Dikatakan sebagai masa emas karena pada masa ini tidak kurang dari 100 milyar sel otak siap untuk distimulasi agar potensi kecerdasan anak dapat berkembang secara optimal di kemudian hari.
Dalam banyak penelitian juga menunjukkan bahwa 4 tahun pertama adalah masa-masa paling menentukan dalam membangun kecerdasan anak dibanding masa-masa sesudahnya. Artinya apabila pada masa tersebut anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal maka potensi tumbuh kembang anak tidak akan teraktualisasikan secara optimal.(Sutaryati, 2006:10)
Pendidikan anak usia dini adalah adalah upaya pembinaan dan pengembangan segenap potensi secara optimal yang ditujukan bagi anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangssangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Pemberian rangsangan pendidikan tersebut meliputi aspek spiritual, emosional, social,bahasa, kognitif dan psikomotorik. Dan perkembangan aspek-aspek inilah yang akan berpengaruh besar pada proses tumbuh kembang anak dan masa depannya. 
Mengingat begitu pentingnya pendidikan anak usia dini dalam menentukan kualitas sumber daya manusia ke depan ,maka Pendidikan anak usia dini ini seharusnya dikelola dengan optimal dari semua aspek baik dari aspek  SDM yang mengelola, manajerial lembaga, pendidik, karyawan maupun sumber daya yang lain.
Di sisi lain menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini adalah satu hal yang sangat positif meskipun seharusnya diimbangi dengan kualitas pengelolaan dan pengembangan lembaga agar lebih maju dan siap untuk menghadapi tantangan zaman. Berdasarkan hal ini maka perlu berbagai strategi untuk meningkatkan mutu dan kualitas lembaga pendidikan anak usia dini. Penentuan pengembangangan lembaga ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Pengelolaan dan pengembangan lembaga memerlukan suatu perencanaan strategis ,yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh. Metode perencanaan strategi yang terbukti mampu menganalisis lembaga dengan  efektif untuk mengetahui tentang kekuatan dan kelemahan lembaga, hal-hal yang mengancam keberlangsungan lembaga dan peluang lembaga untuk terus eksis adalah analisis SWOT.
            Analisis SWOT
Analisis SWOT (singkatan bahasa Inggris dari strength, weaknesses, opportunities dan threats) adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman pada sebuah proyek, lembaga, program maupun institusi.
Istilah SWOT dari perkataan Strength yang artinya kekuatan, weaknesses artinya kelemahan, opportunities artinya peluang dan threats artinya ancaman.
Strength atau kekuatan
adalah situasi atau kondisi , sda, sdm yang merupakan kekuatan dari lembaga. Strength ini bersifat internal.
Contoh :
1.      Guru banyak (kuantitatif) dan berpengalaman (kualitatif)
2.      Sarpras lengkap
3.      Lembaga unggulan
Weaknesses atau kelemahan
Adalah kelemahan yang terdapat di lembaga Weaknesses ini juga bersifat internal.
Contoh :
1.      Iklim di sekolah yang tidak kondusif
2.      Kepemimpinan yang kurang baik
3.      SDM kurang berkompeten
4.      Komunikasi yang kurang efektif antara pengelola dan pendidik/karyawan
Opportunities atau peluang
Adalah peluang-peluang dari luar lembaga yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan lembaga
Contoh :
1.Peluang kerjasama dengan lembaga profesional psikologi
2.Peluang menjadi lembaga percontohan
3. Peluang menjadi PAUD inklusi
Threats atau ancaman
adalah kondisi yang mengancam dari luar yang ketika tidak diantisipasi akan membahayakan keberlangsungan lembaga.
contoh:
1.      Anak usia dini dari lingkungan sekitar yang jumlahnya semakin sedikit.
2.      Banyaknya lembaga PAUD yang lebih baik dan berkualitas berdiri di sekitar lembaga kita.

Sementara maksud dari analisa SWOT sendiri adalah untuk meneliti dan menentukan dalam hal manakah lembaga itu:
a.       Kuat ( sehingga dapat dioptimalkan)
b.      Lemah(sehingga dapat dibenahi)
c.       Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan)
d.      Ancaman-ancaman dari luar (untuk di antisipasi)
Langkah-langkah SWOT:
a.       Identifikasi semua hal yang berkaitan dengan SWOT
b.      Tentukan faktor penghambat dan faktor pendukung
c.       Tentukan alternatif langkah/program/kegiatan
d.      Rumuskan tujuan dari masing-masing langkah/program/kegiatan
e.       Ambil keputusan yang paling prioritas.
Penutup
            Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi /lembaga, serta kesempatan dan ancaman lingkungn eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesian yang digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan (Johson,dkk, 1989; Bartol dkk,1991)
            Jika analisis SWOT ini digunakan dengan benar maka dimungkinkan bagi lembaga untuk mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai situasi lembaga. Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor eksternal (yang terdiri atas ancaman dan kesempatan)  yang dikolaborasikan dengan suatu pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan lembaga akan membantu dalam mengembangkan sebuah  visi  tentang masa depan lembaga, sehingga sebuah lembaga akan terus eksis dan kreatif untuk melakukan pengembangan-pengembangan yang semua itu akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini.
Wallahu ‘alam

Referensi : dari berbagai sumber
             *Suwarsi, S.Si, M.Si
              Alumnus S2 Psikologi UMS
                Pengelola KBIT-TKIT Insan Kamil Karanganyar

              Tokoh Inspiratif Pendidikan JSIT Jawa Tengah 2015

5 komentar :

  1. Trimakasih bu Warsi...pengetahuan ini sangat bermanfaat bagi saya.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Terima kasih ini bisa menjadi pengalaman yg berarti bagi kami

    BalasHapus
  4. Menjadikan tambahan wawasan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dan kekurangan bagi sebuah lembaga pendidikan,trimakasih.

    BalasHapus
  5. terimaksih Bunda Suwarsi MaasyaaAllah sangat bermanfaat sekali ilmunya. Barokallah

    BalasHapus

 
Copyright © 2014 SUWARSI OFFICIAL WEBSITE