Mengamuk
dalam psikologi dikenal dengan istilah
temper tantrum atau tantrum yaitu cetusan atau luapan emosi yang tampil dalam
bentuk perilaku agresif tak terkendali . Perilaku agresif yang di maksud
misalnya : menangis sambil berteriak-teriak,menjerit –jerit, memaki, memukul,
melempar benda-benda di sekitar, berguling-guling di tanah, atau bahkan
membentur-benturkan kepalanya sendiri. Tantrum biasanya muncul saat terjadi
situasi yang secara emosi mengecewakan, misal : keinginananya tidak terpenuhi,
permintaannya ditolak, lapar,haus, kelelahan dsb.
Tantrum
biasa terjadi pada anak usia 2 – 3 tahun, ketika anak mulai membentuk kesadaran
diri. Balita belum cukup memahami kata “aku” dan “keinginan diri” tapi sangat
tahu bagaimana memuaskan apa yang diinginkannya. Tantrum alami terjadi pada
anak yang belum mampu menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan rasa frustasi
mereka karena keinginannya tidak terpenuhi. Ketika kemampuan verbal dan kontrol
diri anak sudah semakin membaik maka sifat dan perilaku tantrum ini akan
berkurang bahkan mereda dengan sendirinya. Namun begitu kita tidak bisa
membiarkan begitu saja ketika anak mengalami tantrum.
Ada
beberapa cara untuk mengatasi perilaku ini, karena tantrum adalah masalah emosi
dan kontrol diri maka untuk menanganinya diperlukan pembinaan dari orang tua
kepada anak tentang bagaimana mengontrol diri dan mengatasi gejolak emosi anak . Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan orang tua dalam
mengatasi masalah tantrum anak.
Pertama,
cari tahu dan pelajari penyebab anak menjadi tantrum. Anak cenderung mudah
marah karena lapar, haus, sakit, bosan dan frustasi. Kita bisa mengamati
perilaku keseharian anak kita, apa yang membuatnya gampang marah, kondisi dan
situasi yang bagaimana yang membuat emosinya cepat tersulut dsb. Dari catatan
perilaku ini kita dapat meminimalisir terjadinya tantrum,lebih mudah
menghindari terjadinya tantrum daripada menghadapi ledakan tantrum. Jadi
sebelum tantrum terjadi biasanya ada gejala nya dulu,nah..orang tua harus tahu
bagaimana cara mengalihkan perhatian anak ke hal-hal yang menarik sebelum
tantrum terjadi.
Kedua,
memastikan segalanya aman. Jika tantrum terjadi di tempat umum ajak anak ke
tempat aman untuk melampiaskan tantrumnya. Jika anak menyakiti orang lain atau
dirinya sendiri maka jauhkan orang lain dari anak dan pastikan dirinya sendiri
aman. Jauhkan semua benda yang sekiranya
membahayakan anak.
Ketiga,
orang tua harus tetap tenang berusaha menjaga emosinya sendiri agar tetap
tenang. Tidak perlu panik menghadapi anak yang sedang mengalami tentrum, karena
kepanikan kita justru akan semakin membuat tantrum anak menjadi. Orang tua
harus mampu menjaga emosi diri jangan sampai ikut berteriak-teriak kepada
anak atau memukul anak.
Keempat,
jangan menyerah dan menuruti apa yang diinginkan anak. Ketika kita menyerah
dengan kemarahan anak atau suatu saat anak menangis dan berteriak-teriak di
tempat umum maka itu akan digunakan sebagai senjata oleh anak untuk mencapai
apa yang dia inginkan di waktu mendatang.
Kelima,
jangan respon keinginan anak sampai ia berhenti tantrum atau berteriak. Anak
harus belajar bahwa setiap keinginan
harus disampaikan dengan baik bukan dengan marah, berteriak atau menangis. Anak
harus belajar dan tahu bahwa orang tualah yang pegang kendali bukan mereka.
Mereka boleh mengungkapkan keinginannya dengan baik tapi tidak semua
keinginannya harus dipenuhi.
Keenam,
berikan pelukan dan ajak anak bicara setelah tantrumnya reda. Pelukan ibu atau
ayah akan memberikan rasa nyaman
dan menentramkan hati anak. Anak pun
akan merasa bahwa orang tuanya menyayangi dan mencintainya. Setelah anak merasa
nyaman orang tua bisa memberikan pengertian tentang sikap-sikap yang baik dan
mengajari mereka cara untuk mengungkapkan keinginan dengan baik.
Ketujuh,do’akan
selalu ananda, Insya Allah dengan do’a ini akan sangat membantu ananda untuk
bisa meredam emosi,menentramkan jiwanya
dan memperbaiki perilakunya. Allah lah yang menguasai jiwa anak-anak kita
maka minta tolonglah kepadaNYa ketika kita kesulitan mengendalikan jiwa mereka.

Posting Komentar