Anak-anak kita memang lahir dalam kondisi sudah terkepung oleh
media, baik televisi, videogame, HP maupun VCD/DVD. Media ini memberikan
pengaruh positif sekaligus pengaruh negatif pada anak. Pengaruh positif media
pada anak yaitu : media bisa menjadi sumber informasi yang aktual tentang
sejarah, budaya, pendidikan, motivasi, inspirasi, hiburan dan kebersamaan.
Sementara pengaruh negatif media adalah pornografi / pornoaksi, kekerasan
(perilaku agresi, bahasa kasar), kesehatan (obesitas, gangguan mata),
konsumerisme dan mistik. Sementara di sisi lain kita mengetahui bahwa anak
adalah peniru yag ulung, apa yang dia lihat maka itu pula yang akan dia lakukan
(children see children do).
Sebagai guru maupun orang tua anak, kita
memang harus bersikap bijak dalam memperlakukan media untuk kebutuhan anak-anak kita ini. Karena kalau tidak maka
yang terjadi adalah kerugian bahkan bahaya bagi anak dan pada akhirnya akan
mengganggu perkembangannya dari berbagai aspek di kemudian hari. Terutama
ketika anak-anak ini sudah kecanduan dengan penggunaan media terutama terkait
dengan game atau yang lebih membahayakan lagi ketika mereka sudah kecanduan
konten-konten yang berbau pornografi.
Ada beberapa perilaku anak terkait dengan game
ini yang harus diwaspadai guru maupun orang tua yaitu :
a. Ketika
keasyikan dengan games itu anak jadi kehilangan minat dalam kegiatan lain.
b. Anak tidak
lagi suka bergaul atau bermain dengan teman sebaya.
c. Anak cenderung bersikap membela diri dan marah
ketika ada upaya lain untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan games.
d. Anak berani berbohong atau mencuri-curi waktu
untuk bermain game.
Hal-hal
di atas ketika terjadi pada anak kita maka ini adalah tanda bahwa mereka membutuhkan
bantuan agar tidak terlanjur kecanduan games ini. Sebenarnya permainan games
ini tidak selalu berdampak negatif bagi anak, terutama games yang sifatnya mebangun
(konstruktif), adapun manfaat games diantaranya adalah ketrampilan penguasaan
teknologi yang lebih baik, melatih kecekatan anak, melatih fokus perhatian/konsentrasi
anak, meningkatkan penggunaan dan penguasaan bahasa inggris, melatih pemecahan masalah dan
penggunaan logika, serta meningkatkan ketrampilan motorik halus dan spasial
pada anak. Namun selain dampak positif di atas dampak negatif dari games ini
tidak bisa kita abaikan begitu saja. Adapun dampak negatif yang dimaksud
diantaranya adalah permainan games ini akan mendorong rasa penasaran anak sehingga
menjadi ketagihan/ kecanduan, games kekerasan menyebabkan tingkat agresifitas
lebih tinggi, games dapat mengganggu sistem belajar dan menurunkan kemampuan
sosial pada anak.
Selain permainan games, pengaruh
media lain yang perlu diwaspadai adalah tayangan televisi. Adapun dampak
negatif dari tayangan televisi terhadap perkembangan anak di antaranya adalah:
Pertama,
waktu menonton yang berlebihan, anak-anak seringkali lupa waktu ketika sudah
berada di depan televisi. Hal ini mengakibatkan anak tidak menghargai waktu dan
cenderung membangun kebiasaan menyia-nyiakan waktu untuk aktivitas yang tidak
begitu penting. Padahal seharusnya seorang anak bisa melakukan banyak aktivitas
/ kegiatan yang dapat mematangkan berbagai aspek perkembangan dalam dirinya.
Kedua, Berpengaruh terhadap perkembangan otak. Dampak dari tayangan televisi terhadap perkembangan otak
anak usia 0-3 tahun adalah menimbulkan
gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun
pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran
melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun,
serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan. Ketidakmampuan
seorang anak dalam membedakan antara realitas dan khayalan ini sangat
membahayakan dirinya. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah terjunnya
seorang anak dari lantai dua ke lantai dasar setelah melihat tokoh batman yang
bisa terbang. Dalam benak anak jika berpakaian seperti batman dia juga bisa
terbang.
Ketiga,
banyaknya acara televisi yang tidak sesuai dengan usia anak. Sayangnya
acara-acara ini justru tayang pada saat prime time sehingga peluang anak
melihat lebih besar. Ketika anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan
usia mereka maka dampaknya adalah anak akan lebih cepat dewasa atau dewasa sebelum
waktunya. Kita bisa melihat di sekitar kita, bagaiamana anak-anak TK sudah
mengenal kata pacaran, cinta, dan istilah-istilah yang lain yang seharusnya
belum mereka kenal sebagai dampak dari menonton sinetron yang tidak sesuai dengan usia mereka. Yang lebih
berbahaya lagi adalah ketika mereka meniru adegan-adegan yang mereka lihat di televisi
dan sebagai akibatnya seperti yang sering kita lihat
sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku
seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering
mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.
Keempat,
Banyaknya acara televisi yang miskin akan nilai-nilai edukasi baik moral maupun
agama. Tayangan-tayangan sinetron atau film atau hiburan – hiburan yang
mengajarkan kekerasan, mistis, horor, pornografi maupun pornoaksi sangat
meresahkan kita baik sebagai pendidik maupun sebagai orang tua.
Kelima,
dampak sinar biru pada layar televisi akan
mempengaruhi fokus perhatian anak dalam belajar dan ketahanan dalam membaca. Semakin
sering dan semakin lama anak menonton televisi maka semakin akan berkurang
kemampuan fokus perhatian atau konsentrasi belajar anak. Dan anak pun semakin
tidak tertarik dengan aktivitas membaca karena mereka biasa melihat obyek yang
bergerak sehingga ketika melihat tulisan di buku serasa tidak ada daya tariknya.
Keenam, Mengurangi kreativitas. TV menjadikan anak-anak kita tidak
tertarik dengan aktivitas bermain atau melakukan kegiatan yang lain. Hal ini
menjadikan mereka individualistis dan menyendiri .
Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan
langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau
libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan
tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain
yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
Apa
yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pengaruh negatif dari games dan televisi
ini? Beberapa ahli menyebutkan ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk
meminimalisir pengaruh media terutama TV dan games ini, yaitu
Pertama,
adanya pembatasan waktu dan aturan yang jelas mengenai lamanya menonton
televisi kapan dan jenis-jenis tontonan televisi yang sesuai dengan usia
anak-anak. Hal ini akan membantu dan mendidik anak untuk dapat menata waktu dan
belajar memilih tontonan yang bermanfaat atau tidak bermanfaat bagi mereka
sesuai usianya.
Kedua,
mengarahkan anak kepada kegiatan lain seperti
olah raga, membaca, sepak bola, berkebun, pergi ke pantai, ke gunung, ke
sungai atau aktivitas lainnya. Pengalihan aktivitas ini berfungsi untuk
mengembangkan minat dan bakat anak-anak sejak dini , menggali dan mengembangkan
potensi anak dan anak belajar berkomunikasi serta bersosialisasi dengan teman-teman
sebaya atau orang dewasa yang lain.
Ketiga,
pendampingan orang tua terhadap anak ketika mereka melihat TV dan menjadikan
tontonan sebagai media pembelajaran.
Keempat,menghindari
anak dari tontonan televisi yang mengajarkan tentang pacaran atau hal-hal
terkait dengan pornografi dan pornoaksi. Pornografi dan pornoaksi adalah salah
satu sebab kebobrokan moral dan mental yang dialami generasi muda di negri ini.
Oleh karena itu butuh upaya keras dan sungguh-sungguh dari berbagai pihak untuk
membentengi generasi muda dari kerusakan yang disebabkan oleh hal ini.
Kelima,
bangun suasana rumah yang hangat dan penuh kegembiraan sehingga anak merasa
nyaman dan bahagia berinteraksi dengan orang tua dan lingkungan sekitar. Kehangatan
keluarga menjadi faktor yang penting bagi perkembangan jiwa anak. Anak-anak
yang tumbuh dalam keluarga yang miskin akan cinta, kasih sayang dan kehangatan
adalah anak-anak yang berpotensi kecanduan terhadap games dan tayangan
televisi.
Keenam,
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil peran kepemimpinan dan
mengarahkan orang lain sehingga ia mampu menyalurkan kebutuhan akan kekuasaan
secara positif.
Ketujuh,
memilih,mengawasi dan mendampingi anak dalam bermain games sehingga bisa
dipastikan hanya games yang bersifat mendidik saja yang dimainkan anak.
Kedelapan,
buat perpustakaan mini di rumah. Dengan disediakan buku-buku yang menarik dan
media yang bisa membantu anak untuk meningkatkan kreativitas dan imajinasinya
diharapkan akan membantu mengurangi ketergantungan anak terhadap games dan
televisi.
Kesembilan,
terus do’akan anak-anak kita. Semoga Allah selalu menjaga mereka dari segala
pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh lingkungan di sekitarnya.
Kesembilan
tips ini mudah-mudahan dapat
meminimalisir pengaruh buruk dari media terutama games dan televisi terhadap
anak-anak kita. Mari kita jaga dan lindungi anak-anak kita dari berbagai macam
pengaruh buruk lingkungan. Untuk kepentingan bangsa dan negri ini ke depan,
kita satukan langkah mengantarkan mereka menjadi generasi yang mampu membawa
perubahan kebaikan dan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera,
adil dan bermartabat di masanya.
dari
berbagai sumber
*Suwarsi,
S.Si, M.Si, CH, CHT
Tokoh
Inspiratif Pendidikan JSIT Jawa Tengah 2015
Koordinator
Jaringan dan Informasi KP2A (Komisi Perlindungan
Perempuan dan Anak) Kab. Kra
Konsultan
psikologi TKIT & SMPIT Insan Kamil Karanganyar
Ketua
Himpaudi Kab. Karanganyar periode 2006-2015

Terima kasih...ilmu yg sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih ilmunya..
BalasHapus