Kenali kekurangan diri agar
tidak sombong dan ketahui kelebihan diri sendiri agar tidak rendah diri
(anonim)
Pendahuluan
Pendidikan anak usia dini merupakan
salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi,kecerdasan spiritual),
bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini. Pendidikan
anak usia dini juga merupakan strategi pembangunan sumber daya manusia yang
harus dipandang sebagai titik sentral yang fundamental dan strategis .karena para ahli psikologi perkembangan sepakat
bahwa usia dini merupakan “the golden age” atau usia emas dalam tahap
perkembangan hidup manusia. Dikatakan
sebagai masa emas karena pada masa ini tidak kurang dari 100 milyar sel otak
siap untuk distimulasi agar potensi
kecerdasan
anak dapat berkembang secara optimal di
kemudian hari.
Dalam banyak penelitian juga
menunjukkan bahwa 4 tahun pertama adalah masa-masa paling
menentukan dalam membangun kecerdasan anak dibanding masa-masa sesudahnya.
Artinya apabila pada masa tersebut anak tidak mendapatkan rangsangan yang
maksimal maka potensi tumbuh kembang anak tidak akan teraktualisasikan secara
optimal.(Sutaryati, 2006:10)
Pendidikan anak usia dini adalah adalah
upaya pembinaan dan pengembangan segenap potensi secara optimal yang ditujukan
bagi anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangssangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas). Pemberian rangsangan pendidikan tersebut meliputi aspek spiritual,
emosional, social,bahasa, kognitif dan psikomotorik. Dan
perkembangan aspek-aspek inilah yang akan berpengaruh besar pada proses tumbuh
kembang anak dan masa depannya.
Mengingat begitu pentingnya pendidikan
anak usia dini dalam menentukan kualitas sumber daya manusia ke depan ,maka Pendidikan anak usia dini ini seharusnya dikelola
dengan optimal dari semua aspek baik dari aspek
SDM yang mengelola, manajerial lembaga, pendidik, karyawan maupun sumber
daya yang lain.
Di sisi lain
menjamurnya lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini adalah satu hal yang
sangat positif meskipun seharusnya diimbangi dengan kualitas pengelolaan dan
pengembangan lembaga agar lebih maju dan siap untuk menghadapi tantangan zaman.
Berdasarkan hal ini maka perlu berbagai strategi untuk meningkatkan mutu dan
kualitas lembaga pendidikan anak usia dini. Penentuan pengembangangan lembaga
ini sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Pengelolaan
dan pengembangan lembaga memerlukan suatu perencanaan strategis ,yaitu suatu
pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah
tujuan yang menyeluruh. Metode perencanaan strategi yang terbukti mampu
menganalisis lembaga dengan efektif
untuk mengetahui tentang kekuatan dan kelemahan lembaga, hal-hal yang mengancam
keberlangsungan lembaga dan peluang lembaga untuk terus eksis adalah analisis
SWOT.
Analisis SWOT
Analisis SWOT
(singkatan bahasa Inggris dari strength, weaknesses, opportunities dan threats)
adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan,kelemahan,peluang dan ancaman pada sebuah proyek, lembaga, program
maupun institusi.
Istilah SWOT
dari perkataan Strength yang artinya kekuatan, weaknesses artinya kelemahan,
opportunities artinya peluang dan threats artinya ancaman.
Strength atau kekuatan
adalah situasi atau kondisi , sda, sdm yang merupakan
kekuatan dari lembaga. Strength ini bersifat internal.
Contoh :
1.
Guru
banyak (kuantitatif) dan berpengalaman (kualitatif)
2.
Sarpras
lengkap
3.
Lembaga
unggulan
Weaknesses atau kelemahan
Adalah kelemahan yang terdapat di lembaga Weaknesses ini
juga bersifat internal.
Contoh :
1.
Iklim
di sekolah yang tidak kondusif
2.
Kepemimpinan
yang kurang baik
3.
SDM
kurang berkompeten
4.
Komunikasi
yang kurang efektif antara pengelola dan pendidik/karyawan
Opportunities atau peluang
Adalah peluang-peluang dari luar lembaga yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan lembaga
Contoh :
1.Peluang kerjasama dengan lembaga profesional psikologi
2.Peluang menjadi lembaga percontohan
3. Peluang menjadi PAUD inklusi
Threats atau ancaman
adalah kondisi yang
mengancam dari luar yang ketika tidak diantisipasi akan membahayakan keberlangsungan
lembaga.
contoh:
1. Anak usia dini dari lingkungan sekitar yang jumlahnya
semakin sedikit.
2. Banyaknya lembaga PAUD yang lebih baik dan berkualitas
berdiri di sekitar lembaga kita.
Sementara
maksud dari analisa SWOT sendiri adalah untuk meneliti dan menentukan dalam hal
manakah lembaga itu:
a.
Kuat
( sehingga dapat dioptimalkan)
b.
Lemah(sehingga
dapat dibenahi)
c.
Kesempatan-kesempatan
di luar (untuk dimanfaatkan)
d.
Ancaman-ancaman
dari luar (untuk di antisipasi)
Langkah-langkah SWOT:
a.
Identifikasi
semua hal yang berkaitan dengan SWOT
b.
Tentukan
faktor penghambat dan faktor pendukung
c.
Tentukan
alternatif langkah/program/kegiatan
d.
Rumuskan
tujuan dari masing-masing langkah/program/kegiatan
e.
Ambil
keputusan yang paling prioritas.
Penutup
Analisis
SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan
kelemahan internal sebuah organisasi /lembaga, serta kesempatan dan ancaman
lingkungn eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesian yang digunakan
sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan
strategis dalam berbagai terapan (Johson,dkk, 1989; Bartol dkk,1991)
Jika
analisis SWOT ini digunakan dengan benar maka dimungkinkan bagi lembaga untuk
mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai situasi lembaga. Sedangkan pemahaman
mengenai faktor-faktor eksternal (yang terdiri atas ancaman dan kesempatan) yang dikolaborasikan dengan suatu pengujian
mengenai kekuatan dan kelemahan lembaga akan membantu dalam mengembangkan
sebuah visi tentang masa depan lembaga, sehingga sebuah
lembaga akan terus eksis dan kreatif untuk melakukan pengembangan-pengembangan
yang semua itu akhirnya akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
pendidikan anak usia dini.
Wallahu ‘alam
Referensi : dari berbagai sumber
*Suwarsi, S.Si, M.Si
Alumnus S2 Psikologi UMS
Pengelola KBIT-TKIT
Insan Kamil Karanganyar
Tokoh Inspiratif Pendidikan JSIT Jawa Tengah
2015

Trimakasih bu Warsi...pengetahuan ini sangat bermanfaat bagi saya.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih ini bisa menjadi pengalaman yg berarti bagi kami
BalasHapusMenjadikan tambahan wawasan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan dan kekurangan bagi sebuah lembaga pendidikan,trimakasih.
BalasHapusterimaksih Bunda Suwarsi MaasyaaAllah sangat bermanfaat sekali ilmunya. Barokallah
BalasHapus