Rabu, 31 Agustus 2016

Pengaruh Media terhadap Anak




            Anak-anak kita memang  lahir dalam kondisi sudah terkepung oleh media, baik televisi, videogame, HP maupun VCD/DVD. Media ini memberikan pengaruh positif sekaligus pengaruh negatif pada anak. Pengaruh positif media pada anak yaitu : media bisa menjadi sumber informasi yang aktual tentang sejarah, budaya, pendidikan, motivasi, inspirasi, hiburan dan kebersamaan. Sementara pengaruh negatif media adalah pornografi / pornoaksi, kekerasan (perilaku agresi, bahasa kasar), kesehatan (obesitas, gangguan mata), konsumerisme dan mistik. Sementara di sisi lain kita mengetahui bahwa anak adalah peniru yag ulung, apa yang dia lihat maka itu pula yang akan dia lakukan (children see children do).
            Sebagai guru maupun orang tua anak, kita memang harus bersikap bijak dalam memperlakukan media untuk kebutuhan  anak-anak kita ini. Karena kalau tidak maka yang terjadi adalah kerugian bahkan bahaya bagi anak dan pada akhirnya akan mengganggu perkembangannya dari berbagai aspek di kemudian hari. Terutama ketika anak-anak ini sudah kecanduan dengan penggunaan media terutama terkait dengan game atau yang lebih membahayakan lagi ketika mereka sudah kecanduan konten-konten yang berbau pornografi.
 Ada beberapa perilaku anak terkait dengan game ini yang harus diwaspadai guru maupun orang tua yaitu :
a.       Ketika keasyikan dengan games itu anak jadi kehilangan minat dalam kegiatan lain.
b.       Anak  tidak lagi suka bergaul atau bermain dengan teman sebaya.
c.        Anak cenderung bersikap membela diri dan marah ketika ada upaya lain untuk mengurangi atau menghentikan penggunaan games.
d.       Anak berani berbohong atau mencuri-curi waktu untuk bermain game.

Hal-hal di atas ketika terjadi pada anak kita maka ini adalah tanda bahwa mereka membutuhkan bantuan agar tidak terlanjur kecanduan games ini. Sebenarnya permainan games ini tidak selalu berdampak negatif bagi anak, terutama games yang sifatnya mebangun (konstruktif), adapun manfaat games diantaranya adalah ketrampilan penguasaan teknologi yang lebih baik, melatih kecekatan anak, melatih fokus perhatian/konsentrasi anak, meningkatkan penggunaan dan penguasaan  bahasa inggris, melatih pemecahan masalah dan penggunaan logika, serta meningkatkan ketrampilan motorik halus dan spasial pada anak. Namun selain dampak positif di atas dampak negatif dari games ini tidak bisa kita abaikan begitu saja. Adapun dampak negatif yang dimaksud diantaranya adalah permainan games ini akan mendorong rasa penasaran anak sehingga menjadi ketagihan/ kecanduan, games kekerasan menyebabkan tingkat agresifitas lebih tinggi, games dapat mengganggu sistem belajar dan menurunkan kemampuan sosial pada anak.
            Selain permainan games, pengaruh media lain yang perlu diwaspadai adalah tayangan televisi. Adapun dampak negatif dari tayangan televisi terhadap perkembangan anak di antaranya adalah:
Pertama, waktu menonton yang berlebihan, anak-anak seringkali lupa waktu ketika sudah berada di depan televisi. Hal ini mengakibatkan anak tidak menghargai waktu dan cenderung membangun kebiasaan menyia-nyiakan waktu untuk aktivitas yang tidak begitu penting. Padahal seharusnya seorang anak bisa melakukan banyak aktivitas / kegiatan yang dapat mematangkan berbagai aspek perkembangan dalam dirinya.
Kedua, Berpengaruh terhadap perkembangan otak. Dampak dari tayangan televisi terhadap perkembangan otak anak usia 0-3 tahun adalah  menimbulkan gangguan perkembangan bicara, menghambat kemampuan membaca-verbal maupun pemahaman. Juga, menghambat kemampuan anak dalam mengekspresikan pikiran melalui tulisan, meningkatkan agresivitas dan kekerasan dalam usia 5-10 tahun, serta tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan. Ketidakmampuan seorang anak dalam membedakan antara realitas dan khayalan ini sangat membahayakan dirinya. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah terjunnya seorang anak dari lantai dua ke lantai dasar setelah melihat tokoh batman yang bisa terbang. Dalam benak anak jika berpakaian seperti batman dia juga bisa terbang.
     Ketiga, banyaknya acara televisi yang tidak sesuai dengan usia anak. Sayangnya acara-acara ini justru tayang pada saat prime time sehingga peluang anak melihat lebih besar. Ketika anak-anak menonton acara yang tidak sesuai dengan usia mereka maka dampaknya adalah anak akan lebih cepat dewasa atau dewasa sebelum waktunya. Kita bisa melihat di sekitar kita, bagaiamana anak-anak TK sudah mengenal kata pacaran, cinta, dan istilah-istilah yang lain yang seharusnya belum mereka kenal sebagai dampak dari menonton sinetron yang  tidak sesuai dengan usia mereka. Yang lebih berbahaya lagi adalah ketika mereka meniru adegan-adegan yang mereka lihat di televisi dan sebagai akibatnya seperti yang sering kita lihat sekarang ini, anak menjadi pelaku dan sekaligus korban perilaku-perilaku seksual. Persaingan bisnis semakin ketat antar Media, sehingga mereka sering mengabaikan tanggung jawab sosial,moral & etika.
Keempat, Banyaknya acara televisi yang miskin akan nilai-nilai edukasi baik moral maupun agama. Tayangan-tayangan sinetron atau film atau hiburan – hiburan yang mengajarkan kekerasan, mistis, horor, pornografi maupun pornoaksi sangat meresahkan kita baik sebagai pendidik maupun sebagai orang tua.
Kelima, dampak sinar biru pada layar televisi  akan mempengaruhi fokus perhatian anak dalam belajar dan ketahanan dalam membaca. Semakin sering dan semakin lama anak menonton televisi maka semakin akan berkurang kemampuan fokus perhatian atau konsentrasi belajar anak. Dan anak pun semakin tidak tertarik dengan aktivitas membaca karena mereka biasa melihat obyek yang bergerak sehingga ketika melihat tulisan di buku serasa tidak ada daya tariknya.
      Keenam, Mengurangi kreativitas. TV menjadikan anak-anak kita tidak tertarik dengan aktivitas bermain atau melakukan kegiatan yang lain. Hal ini menjadikan mereka individualistis dan menyendiri . Setiap kali mereka merasa bosan, mereka tinggal memencet remote control dan langsung menemukan hiburan. Sehingga waktu liburan, seperti akhir pekan atau libur sekolah, biasanya kebanyakan diisi dengan menonton TV. Mereka seakan-akan tidak punya pilihan lain karena tidak dibiasakan untuk mencari aktivitas lain yang menyenangkan. Ini membuat anak tidak kreatif.
Apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasi pengaruh negatif dari games dan televisi ini? Beberapa ahli menyebutkan ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir pengaruh media terutama TV dan games ini, yaitu
Pertama, adanya pembatasan waktu dan aturan yang jelas mengenai lamanya menonton televisi kapan dan jenis-jenis tontonan televisi yang sesuai dengan usia anak-anak. Hal ini akan membantu dan mendidik anak untuk dapat menata waktu dan belajar memilih tontonan yang bermanfaat atau tidak bermanfaat bagi mereka sesuai usianya.
Kedua, mengarahkan anak kepada kegiatan lain seperti  olah raga, membaca, sepak bola, berkebun, pergi ke pantai, ke gunung, ke sungai atau aktivitas lainnya. Pengalihan aktivitas ini berfungsi untuk mengembangkan minat dan bakat anak-anak sejak dini , menggali dan mengembangkan potensi anak dan  anak  belajar berkomunikasi  serta bersosialisasi dengan teman-teman sebaya atau orang dewasa yang lain.
Ketiga, pendampingan orang tua terhadap anak ketika mereka melihat TV dan menjadikan tontonan sebagai media pembelajaran.
Keempat,menghindari anak dari tontonan televisi yang mengajarkan tentang pacaran atau hal-hal terkait dengan pornografi dan pornoaksi. Pornografi dan pornoaksi adalah salah satu sebab kebobrokan moral dan mental yang dialami generasi muda di negri ini. Oleh karena itu butuh upaya keras dan sungguh-sungguh dari berbagai pihak untuk membentengi generasi muda dari kerusakan yang disebabkan oleh hal ini.
Kelima, bangun suasana rumah yang hangat dan penuh kegembiraan sehingga anak merasa nyaman dan bahagia berinteraksi dengan orang tua dan lingkungan sekitar. Kehangatan keluarga menjadi faktor yang penting bagi perkembangan jiwa anak. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga yang miskin akan cinta, kasih sayang dan kehangatan adalah anak-anak yang berpotensi kecanduan terhadap games dan tayangan televisi.
Keenam, memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil peran kepemimpinan dan mengarahkan orang lain sehingga ia mampu menyalurkan kebutuhan akan kekuasaan secara positif.
Ketujuh, memilih,mengawasi dan mendampingi anak dalam bermain games sehingga bisa dipastikan hanya games yang bersifat mendidik saja yang dimainkan anak.
Kedelapan, buat perpustakaan mini di rumah. Dengan disediakan buku-buku yang menarik dan media yang bisa membantu anak untuk meningkatkan kreativitas dan imajinasinya diharapkan akan membantu mengurangi ketergantungan anak terhadap games dan televisi.
Kesembilan, terus do’akan anak-anak kita. Semoga Allah selalu menjaga mereka dari segala pengaruh buruk yang ditimbulkan oleh lingkungan di sekitarnya.
Kesembilan  tips ini mudah-mudahan dapat meminimalisir pengaruh buruk dari media terutama games dan televisi terhadap anak-anak kita. Mari kita jaga dan lindungi anak-anak kita dari berbagai macam pengaruh buruk lingkungan. Untuk kepentingan bangsa dan negri ini ke depan, kita satukan langkah mengantarkan mereka menjadi generasi yang mampu membawa perubahan kebaikan dan menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang sejahtera, adil dan bermartabat di masanya.

dari berbagai sumber


*Suwarsi, S.Si, M.Si, CH, CHT

Tokoh Inspiratif Pendidikan JSIT Jawa Tengah  2015
Koordinator Jaringan dan Informasi  KP2A (Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak)  Kab. Kra
Konsultan psikologi  TKIT & SMPIT  Insan Kamil Karanganyar
Ketua Himpaudi  Kab. Karanganyar  periode 2006-2015



2 komentar :

 
Copyright © 2014 SUWARSI OFFICIAL WEBSITE